Choose B, Get +0
Violet :
…………., aku nggak yakin. Bisa saja dia punya kunci cadangan. Kadang
masing-
masing orang punya sesuatu yang disembunyikan.
Gold tersenyum pahit mendengar jawaban
Violet. Dia hanya bisa terdiam mengakuinya
Gold :
Ohya, soal persoalan tadi, aku sudah buat sedikit rencana kedepannya tadi…
Violet :
Ah, jadi gimana rencananya ?
Gold :
Kita akan membagi tim dalam tiga kelompok. Tiga tim langsung menuju rumah para
korban, dan meminta nomor yang selalu menerornya, dan kemudian bertemu di depan
stasiun untuk memastikan kesamaan nomor-nomor tersebut. Selanjutnya, aku akan
mencoba melacaknya. Setelah menemukannya….
Violet :
Saat itulah tugas kita yang sebenarnya dimulai, benar’kan ?
Gold :
Iya. Dan itu artinya hal yang sangat berbahaya jika kita tak mampu menguasai
keadaan.
Violet menatap jauh kearah horizon,
kemudian dia berkata…
Violet :
Tenang saja, aku akan mengurusnya…
Gold :
Aku tahu, nona besar ! tapi jangan memaksakan dirimu, karena kami akan ada
untukmu
disaat itu..
Violet :
Makasih…
Suasana mendadak hening, karena
keduanya terdiam mematung. Dari kejauhan tampak seseorang berlari dengan senyum
sumringah diwajahnya.
Ice :
Gold !! My sweet Flower !!
Gold & Violet : Eh ?!
Ice langsung merangkul keduanya dari
belakang dengan kedua lengannya. Dengan wajah ceria, dia melihat keduanya
secara bergantian.
Ice :
Kalian kenapa ? ngomong-ngomong, kenapa kalian jalan berdua’an ?!! jalan
berdam-
pingan lagi !!
BLETTAK….
Ice :
Sakit !!
Gold :
Kau kira gara-gara siapa kami harus berkeliling sekolah sambil teriak-teriak,
hah ?!!
Ice :
Uwaah, maaf-maaf ! Ok, aku salah, habisnya tadi lapar banget, jadinya pergi
makan
dulu.
Gold :
OK, aku maafkan. Lain kali kalau mau pergi, kasih tahu dulu, jadinya nggak
perlu
capek-capek nyari’in kamu. Sampai Violet harus ikut sibuk gara-gara kau.
Ice menoleh kearah Violet, dan
tersenyum jenaka.
Ice :
My sweet flower, sorry dah buat kamu
cemas, ya
Violet :
Nggak apa-apa. Lain kali jangan ulangi lagi saja..( sambil melepas lengan Ice ).
Gold,
karena Ice sudah ketemu aku pulang deluan, ya.
Gold :
OK, hati-hati, ya
Violet :
Makasih…
Violet pun berlalu meninggalkan
keduanya. Gold yang tersenyum manis memancing rasa curiga di hati Ice.
Ice :
Gold, kamu bicara apa saja sama Violet ?
Gold :
Memangnya kenapa ?
Ice :
Habisnya kalian kayak deket banget, aku saja nggak sampai sedekat itu sama
Violet.
Gold :
Itu hanya perasaanmu saja, sudahlah. Ayo pulang, matahari hampir terbenam. Aku
masih
ada PR yang harus kukerjakan.
Ice :
……………..
Ice mengikuti langkah Gold. Hatinya
terasa nyeri ketika memikirkan keduanya. Sementara itu Violet, dengan damai,
pulang ke rumahnya.
Chapter One
Tidak ada komentar:
Posting Komentar